Jumat, 06 Maret 2020

Manusia Pemuas Nafsu

Banyak teori yang memaparkan manusia adalah mahluk sosial dan tidak sedikit juga pengaminan manusia sebagai individual yang saling berbagi atas dasar sukarela.  Tapi sore ini pikiranku sedikit terbentur atas ungkapan itu, manusia hanyalah sekedar mahluk egoisme dan individualisme sejatinya. Tidak ada perlakuan tanpa pengharapan, tidak ada tindakan atas dasar sukarela sekalipun. 

Bahkan penjelasan pemikiran Karl Marx  sengenap dengan teori-teorinya. 


Sampai pada hal yang paling mendasar sekalipun perlakuan hanyalah atas dasar manfaat dan kebutuhan. Contoh ‘Makan untuk menghilangkan kelaparan’ tidak ada orang makan tanpa sebab hanya ingin masukan makanan dimulut saja terus dikunyah dan ditelan. Perlakuan untuk sendiri saja sudah menunjukan pengharapan apalagi pada individu lainnya. 

Pengharapan dari setiap perlakuan itu pasti ada mau itu dibilang iklas, tanpa sebab, tanpa hujan, petir, badai, angin puting beliung, seterusnya bla bla bla dan seluruh kalimat bualan lainnya, tapi itu semua hanyalah sebagai balutan kata pemanis bahkan pengharum aroma yang pada penjelasannya hanyalah harapan semata. 

*****
Tidak ada cinta tanpa berbalas, tidak ada kasih tanpa pambrih dan tidak ada perlakuan tanpa hasil. 

Agama sekalipun : tidak ada ibadah tanpa surga dan tidak ada surga tanpa ibadah. Semua butuh pembalasan dan semua butuh pengharapan. 

Manusia sekedar mahluk egoisme dan individualisme yang mengcover semuanya dengan sebutan sosial dan saling membatu untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. 

Bersambung ......


2 komentar:

Orang Sibuk adalah Pemalas

Mungkin ketika membaca judulnya saja sudah bertanya-tanya, kok orang sibuk malah dibilang malas bukannya yang pemalas itu orang yang tidak b...