Rabu, 11 November 2020

Cita Rasa Suatu Hubungan

Hubungan itu seperti rasa makanan. Seenak apapun makanan yang kita makan, lama kelamaan akan menjadi biasa saja. Begitu juga suatu hubungan secinta dan sesuka apapun dengan seseorang lambat laun akan menjadi bosan juga. 


Ketika sudah mulai merasakan cita rasa makanan itu-itu saja, pasti kita akan mencari tempat makan yang lain dan menikmati rasa baru yang mulai membuat kita kenikmatan, tapi ingat rasa baru itu akan berujung menjadi biasa juga dan kita mulai mencari tempat baru lagi untuk mencari kenikmatan yang tiada akhirnya.





Pada akhirnya kita pasti akan memilih suatu tempat makan yang bukan hanya menawarkan kenikmatan cita rasanya saja, tetapi suasana, tempat dan pelayanannya lah yang membuat kita kembali. 


Begitu juga sebuah hubungan, kita tidak akan pernah mendapatkan seseorang yang sempurna untuk mengikuti sesuai selera kita yang setiap saat berubah. Kita akan kembali kepada seseorang yang selalu memberi penawaran yang bukan hanya sebuah rasa saja tetapi suasana, tempat dan pelanyanannya juga. 


Nafsu dan selera bisa berubah-ubah setiap saat tetapi kenyamanan sefrekuensi dalam menjalin hubungan tidak akan pernah berubah. 


                                       ~ Kota Hujan ~

Senin, 05 Oktober 2020

Kecemasan Masa Depan

Saat tulisan ini dibuat, saya dalam keadaan begitu tenang, mantap tanpa keraguan dalam menyambut masa depan. Ibarat pendakian, langkahku seakan tanpa beban menelusuri tiap undakan. Kenapa ini yang dibahas ? 

Ya, bagiku itu pertanyaan fundamental sebagai entry point untuk mengarungi bait-bait yang kubuat di baris selanjutnya. 

Tanpa kita sadari bahwa kehidupan yang berjalan hari ini adalah hasil dari ketidaktahuan dan produk kecemasan dimasa lalu. Ada banyak orang yang frustasi untuk menjalani hidup. Banyak juga manusia yang ketakutan untuk bangun esok hari, bergerak menjalani aktifitas yang terlihat begitu kejam. Namun tidak sedikit juga makhluk yang bernafas menatap optimis untuk masa depan. Ada pepatah yang mengatakan :

“Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup ya mati saja."


Tanpa bisa dibantah, sebetulnya sudah ada skenario Tuhan yang bersemayam dalam diri tiap manusia. Termasuk soal kematian. Jika waktunya sudah tiba, tak satupun orang yang mampu mencegah. Kedatangannya adalah kepastian yang tidak bisa dihindari. Ketakutan tidak memperlambat kematian, keberanian tidak pula mempercepatnya.

Ibarat tanaman, pemahaman ini saya rawat dengan baik di kepala. Setiap waktu kuberi ia pupuk ingatan agar menjalar dalam sikap dan tindakan. Buah dari pemahaman inilah kemudian yang menghadirkan putik-putik optimistik dalam diriku. Hidup adalah bertahan dari semua ketidak pastian masa depan. Terus berupaya untuk memenuhi seluruh keinginan nafsu, bagian ini hanya interpretasi nakalku saja. Ya, menurutku nafsu lah penggerak dominan langkah manusia. Bagian ini sangat bisa diperdebatkan.



Malam ini, tepat di jantung kota bogor, Bumi Pasundan yang lebih akrab disapa dengan julukan kota hujan, saya berdialog dengan pikiranku dalam hening. Ya, Bogor adalah tempat dimana penulis berjuang untuk memperoleh ijazah. Selembar surat sakti, konon katanya bisa membuat hidup lebih terpandang dan dihormati.

Kota Bogor yang dianggap banyak orang sebagai penunjang ibukota, pesonanya memang tak kalah menggoda dibanding sang induk, Jakarta. Ia juga menawarkan imajinasi yang sangat manis bagi orang yang di daerah untuk merantau ke sini. Tanpa perlu disepakati, mayoritas masyarakat urban meyakini jika Bogor dan kota-kota besar lainnya adalah tempat untuk merubah nasib. Laksana telaga yang mampu menuntaskan bermacam dahaga.

Entah dari mana pemahaman itu kemudian mendominasi ruang-ruang dalam benak pikir manusia. Tapi yakinlah, pemahaman tersebut baru akan menemukan jawabannya setelah ditabrakkan dengan realitas. Apa yang diyakini memang tak sepenuhnya salah, tapi tidak juga seutuhnya benar. Endingnya tetap kembali pada perjuangan individu masing-masing. Kota metropolitan bisa jadi tempat paling eksotis bagi orang dengan segudang keberuntungan. Tapi juga bisa menjelma bagai neraka teruntuk orang yang ketiban sial.

Ibarat gula, perkotaan besar selalu didatangi oleh orang-orang dengan berbagai tujuan. Ada yang murni mengadu nasib, mencari nafkah, bekerja, kuliah, melacur dan lain sebagainya. Semuanya hanyut dalam irama perjuangan masing-masing. Tiap-tiap mereka, bergelut dengan ketidak pastian. Berjibaku dengan kenyataan untuk memenangkan jaminan hidup masa mendatang. Kadang untung, kadang buntung!

Lagi-lagi, kecemasanlah yang menjadi irama paling pasti dalam denting waktu. Takut dan was-was adalah benalu yang menggerogoti pikiran tiap manusia.

Ya ya ya..... Itulah permasalahannya. Tidak ada satupun rumus baku yang bisa menjawabnya kecuali diri sendiri !!!


Tidak terasa, waktu terus berputar, bulan terus berjalan dan musim terus berganti. Namun saya masih di posisi yang sama. Tidak berubah. Tetap berada dalam titik koordinat ketidakmampuan menafsir masa depan. Tapi sudahlah, sebagai makhluk, saya memang tak punya kapasitas untuk mengintervensi wewenang sang Kholik. Perkara masa depan, itu adalah lokus Tuhan semata.


****

Ribuan tahun lalu, seseorang datang dengan gagasan ketidakkekalan. Sesuatu yang kita anggap baru, suatu saat akan menjadi usang. Penemuan demi penemuan datang saling memperbaharui. Rumusnya sederhana, tak ada gagasan yang abadi. Semuanya tidak bertahan selamanya. Bukan berarti nilainya berkurang, namun kodratnya memang begitu adanya. Setiap entitas harus patuh pada proses. Musti tunduk pada siklus.

Baik kehidupan maupun kematian, sejujurnya tidak ada yang tahu. Tak seorangpun dari kita mampu menafsirnya. Sebaik-baik pemahaman tentang masa depan yang bisa kita pelihara hanyalah keyakinan menghadapinya dengan sikap mantab dan percaya diri. Masa lalu adalah kenyataan yang sudah terjadi. Ia serupa bayangan yang selalu mengikuti. Tetapi keberadaannya bukan untuk menghambat masa depan. Ia semacam spion yang bertugas memantulkan masa silam yang telah dilalui. Hasil dari memori ingatan yang sudah dilewati. 

Masa depan memang masih misteri. Tapi bukan berarti tak mampu ditentukan dari sekarang. Semua kita bebas berangan-angan, menyusun rencana dan harapan, tapi tidak semua orang mendapatkan jaminan untuk kepastian angan-angannya. Apapun endingnya, yang bisa kita lakukan hanyalah merawat ikhtiar dengan perjuangan dan pengorbanan.

Terkadang pikiran memang kerap offside. Ia lebih maju dari pada aksi yang dilakukan. Kekhawatiran masa depan kerap mendahului tindakan. Banyak dari kita mencemaskan sesuatu yang sebenarnya belum terjadi dan dirasakan. Kita bergerak seakan melampaui takdir Tuhan, sang pemilik masa depan. Ingat kita bukan Tuhan.

Andaikan keinginan dan kenyataan bisa bersahabat dengan baik, mampu kita setting sesuai kehendak, mungkin tak banyak manusia yang sadar arti sebuah perjuangan. Hidup ini akan terasa hambar karena kepastian akan datang tanpa perlu pengorbanan. Tidak ada cerita manis sebuah perjuangan. Bagiku, inilah alasan paling tepat untuk menguatkan diri sendiri saat bergelut dengan ketidakpastian,keraguan dan kecemasan.

Untuk meraih masa depan yang diinginkan, jangan takut dibenci karna berbeda pijakan. Jangan memaksakan diri memasuki ruang orang lain hanya sekedar untuk disenangi. Lebih baik tetapkan pondasi, biarlah yang beda tetap beda dan sama tetap sama. Karena Kanan tidak sama dengan kiri. Keduanya saling melengkapi. Perhatikan saja ayunan kaki saat melangkah, kanan dan kiri tak pernah sejajar, tapi bergantian. Kecuali kalimat yang saya tuliskan ini, kanan dan kiri saling berdampingan untuk mengetik kata demi katanya.

Ada beberapa hal yang diluar kendali kita. Sesuatu yang seharusnya tidak dipikirkan, yakni seperti tindakan orang lain terhadap kita, opini orang lain, dan bencana alam yang tidak bisa diprediksi secara akurat, begitu menurut pemikiran Sotoisisme. Pada perkara di atas, sekeras apapun usaha kita tidak akan mengubah itu semua. Jadi, jangan biarkan urusan hidup kota tersedot dalam hal-hal yang kontra produktif.jalan terbaik adalah mengubah mengubah hidup dari jalur diri sendiri yaitu pendekatan internal, seperti persepsi diri sendiri, keinginan sendiri dan tujuan diri sendiri. Sebab sebagai manusia, ada ruang-ruang ikhtiar yang masih bisa kita kendalikan, sebatas belum masuk wilayah takdir Tuhan.

Tuhan tidak akan pernah membatasi ikhtiar umatnya. Pepatah mengatakan, apa yang kau tanam itulah yang kau dapat. Apa yang kita yakini akan terkabul, maka itulah yang akan diijabah okeh Tuhan. Ada beberapa klausal hukum sederhana perihal sebab akibat yang diyakini beberapa orang:


Hukum Keyakinan : Apapun yang kita yakini dengan sepenuh hati akan menjadi kenyataan. 

Hukum Harapan : Apapun yang kita harapkan dengan penuh percaya diri, menjadi harapan yang terpenuhi dengan sendirinya.

Hukum Ketertarikan : Kita adalah magnet hidup. Kita menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan dengan pikiran dominan ke dalam hidup kita.

Hukum Kesesuaian : Dunia luar merupakan cermin dunia dalam kita. Ia sesuai dengan pola dominan pikiran kita.


Ini hanyalah rumusan sederhana saja dari ribuan bahkan jutaan kecemasan yang masih tersimpan di pikiran kita. 


                                                                  Semoga bermanfaat !!!

Senin, 11 Mei 2020

Manusia tak Bertujuan

                  ~ Manusia tak Bertujuan ~

Sial pagi ini aku tersentak perihal perkuliahan online yang menuntutku selalu siaga, dan lebih sialnya lagi pesan singkat yang ku dapatkan ternyata hanyalah menjadi tumpukan tugas tambahan. Mata ini belum siap untuk melihat cahaya pagi ini, bekas-bekas lirikan malam masih tersisa, belumpun hilang cerita lintingan gadis manis dan masuk kedunia manusia gagal, yaa kedua buku terhabiskan begitu saja seperti makanan yang disajikan untuk berbuka puasa. 

Lebih terkejutnya lagi, pagi ini yang ku dapatkan seorang teman, kawan atau sahabat tapi entah apalah yang pantasnya disebut untuk dia. Masih terduduk rapi ditempat yang sama, dengan keadaan yang sama, menggunakan sepasang headset yang sama, masih terlalu bersahabat dengannya layar hp yang bercahaya itu, hanya saja asap-asap jahanman yang biasanya keluar dari mulutnya kini tidak terlihat lagi, dimakan oleh kejamnya puasa. 



Tak habis dipikir dibuatnya, menggunakan bola mata merek apa dia? Seolah-olah matanya tidak akan redup dimakan waktu. Ku rasa pemadaman listriklah yang mampu menghentikan matanya untuk tetap nyala. Gila, atau emang sedang diintai malaikat maut dari semalam yang masih tidak enak hati untuk mencabut nyawanya. Pastinya aku tidak terlalu berani bertaruhan tentang nyawanya sekarang. 


Aaahh, sudahlah dari pada menjelaskannya yang ada malaikat maut yang mencabut nyawaku. Spesialismu emang begitu, seperti air yang mengalir mengikuti alurnya. Tidak ada yang tau akan sampai mana, pastinya semuanya akan menuju ke lautan asin yang tak bermuara. 

Selasa, 05 Mei 2020

Bukan Manusia Pemuas

         ~ Bukan Manusia Pemuas ~

Jangan takut dibenci karna beda pijakan dan jangan paksai persamaan untuk disenangi, lebih baik tetapkan pondasi biarlah yang beda tetap beda dan sama tetap sama. Karena Kanan tidak sama dengan kiri tapi saling melengkapi, tidak ada kanan dan kiri berjalan sejajar dalam kehidupan kecuali kalimat ditulisan ini kanan dan kiri saling berdampingan. 

Kalau aku katakan itu filosofi kaki, kenapa? ...

Kaki kanan dan kiri memiliki fungsi yang sama tapi beda waktu penggunaannya. Tidak ada orang berjalan menggunakan kedua kaki dalam melangkah, tetapi saling bergantian yang maju. Kalau kaki kanan didepan yang kiri dibelakang terus sebaliknya. Tidak ada orang menggunakan kedua kakinya dalam melangkah jikalau ada akan mengubah fungsi, bukan lagi berjalan tetapi melompat. 



Berbeda itu biasa, dengan adanya perbedaan kita bisa saling melengkapi. Contoh, Setiap ada pertahanan pasti ada oposisi yang mengawasi, kalaulah salah satunya hilang akan menjadi pincang sebuah kebijakan. Jangan terus merasa benar kita sebagai manusia, ada kalanya kita salah yang lain membenarkan atau malah sebaliknya. Hal itu biasa dalam kehidupan, Sekelas nabi muhammad saja tidak bisa memuaskan seluruh umat manusia apa lagi kita. 

Terus kita masih takut untuk membuat perbedaan? ....


Jangan menjadi kaki melompat karna normalnya kaki itu berjalan. Kita harus tau posisi, pijakan mana yang kita pilih agar tidak salah dalam melangkah. Tidak ada manusia yang bisa memuaskan semua orang, jadilah manusia yang tau pondasi pijakannya agar dalam melangkan tidak terjadi hilang arah. 

Kamis, 23 April 2020

Mungkin Saja

                       ~ Mungkin Saja  ~

Tidak terasa sudah beberapa pekan ini Pandemi Covid 19 banyak melumpuhkan setiap sendi pergerakan masyarakat dunia. Semua pergerakan digiring menuju via online dan hanya bisa secara visual saja. Tidak sensitifnya masyarakat terhadap  perkembangan teknologi 4.0 membuat keterlambatan pergerakan dari setiap lini. Akhirnya perkembangan teknologi itu sendiri memperkosa secara ganas, memaksa setiap individu harus bisa menggunakan teknologi. 

Ada yang berpendapat atau qilawaqola yang masih simpang siur, kurang lebih pada tahun 2050 manusia akan berbadan kecil berkepala besar seperti “Alien”, kalau di lihat dari track record nya sekarang ini bisa saja terjadi. 
 ********

Apa karna kurang terangsangnya masyarakat terhadap perkembangan teknologi membuat para kapitalis teknologi memaksa menabur pandemi ini agar setiap individu mengikuti perkembangan teknologi ? 

Yaaa itu hanya salah satu perspektif saja yang belum diuji kebenarannya...

Atau pandemi yang ada sekarang ini sebagai manifestasi dari alam yang murka terhadap tingkah laku patnernya (Insan) didunia ini ? 

Yaa lagi-lagi hanya sebuah hipotesis belaka saja, yang kebenarannya perlu dibuktikan secara Ilmiah, Empiris dan Logis. 

Tidak sadarkan kita, pencemaran lingkungan selama ini terus berkurang akibat dari tingkah pandemi ini. Hanya saja hasil positif itu semua harus dibayar mahal dengan nyawa manusia yang bersalah maupun yang tidak bersalah. 

Terlepas dari itu semua, kalau kita tarik kearah  sisi negatif saja mungkin kurang adil untuk masyarakat yang pasih optimis dalam melihat masa depan. Masih banyak hal positif yang masih bisa kita lirik. 

Dengan adanya pandemi Covid 19 ini bisa membuat kita makin sadar langkah yang kita ambil selama ini dalam menjalankan kehidupan. 
*****

Bukan waktunya untuk saling menyalahkan, kita yakin semua dari kita tidak ada yang mau posisinya disekarang ini. Semoga cerita ini akan berlalu dengan singkat tanpa membuat kekacauan yang lebih parah lagi. 

Mungkin dengan masuknya Bulan Suci Ramadhan ini, bisa membuat kita lebih intim lagi bermesraan kepada Tuhan yang maha esa, Mungkin ini lah waktunya yang paling tepat untuk kita lebih fokus lagi dalam beribadah dan mungkin keadaan ini lah yang paling tepat menggambarkan tingkah laku kita selama ini. 

Mungkin.....
Mungkin.....

Mungkin..... 

Minggu, 29 Maret 2020

~ Sesama Perantau yang Punya Hati ~

   ~ Sesama Perantau yang Punya Hati ~ 

Ayo lah kawan-kawan ku sesama perantau. mau itu mahasiswa, pekerja maupun wisatawan di daerah yang sudah terkena virus Corona, jangan dulu kembali kedaerah kita masing-masing. Emang benar anggapan kita tidak terkena virus tapi pernah ngak disadari satu dari puluhan orang yang pulang kedaerah itu lah yang membawa virus menyebar kedaerah kita masing-masing. 

Tahan dulu bagi kita yang tidak terkena virus corona, itulah bukti nyata kita mensuport kawan-kawan yang terkena virus untuk tidak kembali kedaerah dan untuk membantu daerah kita masing-masing dalam memotong mata rantai virusnya. 



Kalau kita egois beranggapan “toh kita tidak kena jadi boleh dong balik kedaerah sendiri” ya itu sih sah-sah saja. Tapi bayangi kalau semua orang beranggapan sehat-sehat saja dan bebas-bebas saja pulang kedaerah, mau sampai kapanpun virus itu tidak akan pernah berhenti menyebar. 

Ingat kawan yang punya keluarga bukan kita saja, yang punya rindu kampung halaman bukan kita saja, yang punya orang tua bukan kita saja, semua orang juga punya. Tahan dulu untuk itu semua, tolong kawan jangan bersifat egois, “Stay at Home” nya perantau bukan pulang kekampung halaman tapi berdiam diri di tempat kita masing-masing diperantauan. 

Kalau kita kompak untuk itu semua, yakinlah virus itu tidak akan lama bertahan di indonesia, yakinlah daerah kita tetap aman dari intaian virus corona. Dari kita untuk kita, jangan egois, yang punya perasaan bukan kita saja. Semua orang memiliki hal yang sama apa yang kita miliki. 


  “Dari Yang Punya Hati Juga Sang Perantau”

Selasa, 24 Maret 2020

~ Cinta Itu Nafsu ~

                   ~ Cinta Itu Nafsu ~

Kata cinta sering menjadi balutan perbuatan kasih sayang antar dua insan atau lebih, kata cinta juga sering menjadi tameng pembenaran segala sesuatu perelaan. Perlakuan cinta apa benar tanpa nafsu dan apa benar nafsu itu bukan sebuah cinta? “Cinta itu nafsu”. Tujuan mencintai bukan untuk menyenangi orang lain saja tapi juga secara tidak sadar mencintai itu hanyalah untuk memenuhi hasrat kepuasan keinginan kita semata, tanpa tujuan apakah mau melakukan? ....

Tidak ada cinta yang diakhiri dengan merelakan seseorang bahagia sama orang lain, itu sama halnya dengan mata terbuka tapi tidak melihat, hidung menghirup tapi tak bernafas dan mulut bergerak tetapi tak bersuara. Karna cinta lagi-lagi hanya untuk memenuhi nafsu pribadi secara tidak langsung dan menyenangi objek tujuan tanpa harus diucapkan. 



Tidak ada cinta tanpa colekan, apa benar kita cinta terhadap pasangan tanpa gesekan? Apa betul kita cinta hanya memenuhi keinginan pasangan saja tanpa melihat timbal balik. Walaupun kita bilang rela melakukan apa saja untuk si dia, tanpa melihat diri sendiri juga sama artinya apapun yang kita buat hanya agar dia masih ingin bersama kita, yaa itu artinya sama saja bertujuan juga perlakuannya.

Sama juga hal nya kita mengatakan cinta terhadap tuhan, apa benar tanpa tujuan? Semuanya bertujuan untuk memenuhi keinginan individu semata. 

Kata lain cinta hanya memenuhi nafsu, cinta hanyalah balutan halus dari nafsu manusia dan manusia berhak bernafsu dan pasti bernafsu. Kata cinta hanyalah balutan yang diangap suci saja atau barang kali untuk memperlunak objek tujuan saja. 

Nafsu bukan permasalahan, nafsu tidak serta merta bersifat negatif dan nafsu tidak selalu salah. Hanya jangan mengatakan cinta tanpa nafsu atau sama saja kita mempunyai 

pancamindra tapi tak berfungsi. Atau punya refrensi lain? .... (bebas) 

Senin, 09 Maret 2020

Adakah Cinta

                     ~ Adakah Cinta ~

Seperti para sarjana pada umumnya, Rafli masih mengadu nasib dikota tempat pendidikannya, sambil kesana kemari membawa map yang berisika selembaran ijazah beserta kawan-kawannya. Konon untuk mendapatkan selembar ijazah membutuhkan waktu selama 4 tahun lamanya. Dia termasuk orang yang beruntung karna masih banyak kawan-kawan satu angkatannya masih merayu dosen bimbingan untuk cepat membantu menyelesaikan masa pendidikan. 

Lagi-lagi nasib baik masih menghampiri rafli, tidak membutuhkan waktu lama untuk sekedar mencari pekerjaan dan terus menyambung hidup dikota yang telah memberikannya pendidikan setingkat sarjana. 

******
Masih teringat janji manis untuk sang kekasih yang akan segera dilamarnya itu. Waktu penantian semasa kuliah akhirnya berakhir juga. Tapi masih membutuhkan waktu lagi, karna sang pujaan hatinya seorang adik leting yang masih menyisakan Pundi-pundi SKS yang harus diselesaikan. 

Hari-hari rafli seperti karyawan pada biasanya yang menghabiskan waktu hanya untuk bekerja, bekerja dan bekerja. Tidak banyak yang dilalui begitu juga hubungan dengan pacarnya, setiap liburan menghabiskan waktu hanya sekedar makan dan nonton  bersama, yaa seperti orang-orang pacaran biasanya. 

Tidak terasa waktu berlalu begitu saja dan hari-hari sili berganti dengan bergantinya dengan bulan dan disambut dengan tahun, kehidupan rafli tidak banyak yang berubah hanya sebagai karyawan biasa yang memiliki sang kekasih dengan sejuta impian yang dibangun bersama. 

Seperti kata pepatah pasaran mengatakan “hidup tidak ada yang tahu kedepannya” 

Yaa itulah yang mengambarkan setiap kegelisahan anak cucu adam dikala waktu kosong menghampiri.

******
Pada akhir tahun kedua kerja, rafli dipercaya untuk memimpin perusahaan untuk membuka cabang dikota kelahirannya sendiri. Entah gembira atau pun sedih yang dirasakan rafli, disatu sisi dia akan diangkat menjadi kepala cabang dan kembali dikota kelahirannya yang sudah lama ditinggal dan disatu sisi lagi dia akan meninggalkan sang kekasih yang sudah hampir 5 tahun mendampinginya diperantauan dan akan mendapatkan status LDR (Long Distance Relationship)

******
Tik tok tik tok .... hari-hari yang dijalani rafli semakin padat dan semakin sibuk, begitu juga dengan sang kekasih yang mulai sibuk menyusun tugas akhir. Semakin hari hampir tidak ada hubungan yang intens diantara mereka dikarenakan kesibukannya masing-masing. 

Rafli semakin banyak berhubungan dengan sekretaris cantiknya disetiap harin tanpa terhindarkan, begitupun pula sang kekasih semakin sibuk menghabiskan waktu bersama teman cowok untuk saling membantu menyelesaikan tugasnya. 

*******
Suatu pagi hari liburan....

Rafli.... rafli.... rafli.... panggilan sangat disetiap pagi hari yang selalu dilontarkan dari ibunya tercinta

Rafli sini nak, ada yang ingin ibu bicarakan.

Pembahasan pagi ini berbeda dari yang biasanya. Ibunya sudah mulai mewanti-wanti masa depan anaknya, dengan umur ibu yang semakin tua dan kakak-kakaknya yang sudah menikah semuanya. Sang ibu mulai bertanya tentang masa depan anaknya rafli. 


Tanpa berbasa basi ibu Rafli bertanya kapan nak mau mengenalkan calon kepada ibu. Rafli terdiam sejenak, tidak seperti biasanya ibunya bertanya perihal itu kepadanya. 

Rafli baru teringat hubungannya bersama sang kekasih selama ini semakin hari semakin dingin dan tidak intens lagi. 

Dengan santainya rafli bangun dari tempat duduk dan mencium ibunya lalu pergi sambil mengatakan “tenang bu aku masih terlalu ganteng untuk ibu cemasi” sambil melangkahkan kaki dan berkata I Love You bu, aku mau mandi dulu yaa. 

******
Ucapan pagi itu masih beriyang-iyang diingatan rafli, dia baru sadar tentang ucapan yang disampaikan ibunya tadi. Selama ini pekerjaan sudah menina bobokan mimpi-mimpi yang sudah dibangun bersama sang kekasih.  

Kring kring kring.... hallo sayang (dengan datar) hallo iya sayang, diujung telpon yang sudah lama ditinggal. Tumben nelpon ada apa? (Sang kekasih bertanya). Kok gitu pertanyaanya ? Ujaran yang langsung keluar dari mulut rafli. 

Ternyata buah hasil dari LDR mereka selama ini membuat saling terlihat asing. Yaaa pastinya tidak ada akibat kalau tidak ada sebab, kalimat itulah yang sesuai dengan yang dirasakannya selama ini. 

********
Terlihat status di media sosial sang  kekasih begandengan dengan mesranya bersama seorang cowok yang tidak asing bagi rafli. Seribu lontaran kalimat kutukan beserta caci makian keluar dari mulutnya. 

Hari itu seperti kutukan baginya, mimpi yang selama ini dibangun hilang dan harapan-harapan yang sudah dibangun serasa hancur seketika. 

Kring.... kring... kring.... 

Hallo putri....... (Bersambung). 




Jumat, 06 Maret 2020

Manusia Pemuas Nafsu

Banyak teori yang memaparkan manusia adalah mahluk sosial dan tidak sedikit juga pengaminan manusia sebagai individual yang saling berbagi atas dasar sukarela.  Tapi sore ini pikiranku sedikit terbentur atas ungkapan itu, manusia hanyalah sekedar mahluk egoisme dan individualisme sejatinya. Tidak ada perlakuan tanpa pengharapan, tidak ada tindakan atas dasar sukarela sekalipun. 

Bahkan penjelasan pemikiran Karl Marx  sengenap dengan teori-teorinya. 


Sampai pada hal yang paling mendasar sekalipun perlakuan hanyalah atas dasar manfaat dan kebutuhan. Contoh ‘Makan untuk menghilangkan kelaparan’ tidak ada orang makan tanpa sebab hanya ingin masukan makanan dimulut saja terus dikunyah dan ditelan. Perlakuan untuk sendiri saja sudah menunjukan pengharapan apalagi pada individu lainnya. 

Pengharapan dari setiap perlakuan itu pasti ada mau itu dibilang iklas, tanpa sebab, tanpa hujan, petir, badai, angin puting beliung, seterusnya bla bla bla dan seluruh kalimat bualan lainnya, tapi itu semua hanyalah sebagai balutan kata pemanis bahkan pengharum aroma yang pada penjelasannya hanyalah harapan semata. 

*****
Tidak ada cinta tanpa berbalas, tidak ada kasih tanpa pambrih dan tidak ada perlakuan tanpa hasil. 

Agama sekalipun : tidak ada ibadah tanpa surga dan tidak ada surga tanpa ibadah. Semua butuh pembalasan dan semua butuh pengharapan. 

Manusia sekedar mahluk egoisme dan individualisme yang mengcover semuanya dengan sebutan sosial dan saling membatu untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. 

Bersambung ......


Senin, 24 Februari 2020

Indonesia Negaraku

Masih terlalu hangat dibahas negaraku indonesia akhirnya ditetapkan statusnya dari negara berkembang menjadi negara maju oleh WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) pada senin tempatnya 24 februari 2020. Kalau dilihat dari ukurannya untuk menjadi negara maju indonesia belum layak sama sekali karena negara maju adalah negara yang kontribusi industrinya terhadap GDP sudah 30 persen ke atas dan pendapatan per kapita negara maju harus di atas US$12 ribu per tahun. Sementara pendapatan per kapita Indonesia, baru mencapai US$4.000 per tahun. Waw masih sangat terlalu jauh untuk dikatakan menjadi negara maju. 


Malah menjadi masalah besar untuk indonesia, bukan mendapatkan keuntungan dari status tersebut malah berpotensi tidak menerima fasilitas Official Development Assistance (ODA) yang merupakan alternatif pembiayaan dari pihak eksternal untuk melaksanakan pembangunan sosial dan ekonomi. Bisa-bisa rencana pembangunan yang sudah dibuat pada priode 2020-2024 bisa Gatot alias gagal total. Hasil ini juga berimbas ke ekspor impor kita yang menjadi naik biaya pajaknya dan tidak kalahnya juga bunga hutang negara ini makin bertambah. 


Diibaratkan sudah jatuh ketimpa tangga dan kesiram cat lagi, waduh-waduh kasian banget dengan status yang diemban tersebut. 

Apa karena Amerika cemburu karena indonesia selalu surplus dalam kegiatan ekspor impornya. Selayaknya jangan lah, kalian kurang apa lagi coba haha, dasar...... 

Ingat indonesia sangat tidak layak sekarang ini untuk menjadi negara maju dari data statistik diatas, belum lagi kesenjangan ekonomi masih terlalu jauh antara langit dan bumi. 

Malahan Forecasting BAPPENAS, indonesia baru bisa menjadi negara maju pada tahun 2035 agak sedikit ngaret dikarenankan investasi pada penelitian dan pengembangan atau R&D. Tercatat, Indonesia hanya menginvestasikan 0,1 persen dari PDB untuk keperluan penelitian dan pengembangan. Masih terlalu jauh kalau dibandingkan dengan negara gingseng yaitu korea selatan sebesar 4,4 persen untuk R&D sendiri.

Seharusnya masih bisa dibanding lagi agar indonesia kembali kenegara berkembang, ingat singapore yang kita tau juga pernah menolak atas penobatan dari WTO itu. Banyak hal yang merugikan indonesia walaupun dibeberapa hal ada keuntungannya juga. Tepi pada saat ini lebih banyak kerugian bagi indonesia. 

Lucunya Pemerintah Indonesia mengatakan bangga bahwa telah dicap sebagai negara maju oleh Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dan diaminin sama menteri keuangan yang mengatakan tidak masalah, waw waw haha. Mungkin mereka punya pandangan lain kali sebagai orang yang lebih pintar dan berpengalaman dibidangnya. 

Cobalah lihat peramalan keuangan kita dalam beberapa pekan ini yang mengatakan rupiah akan tetap kuat terhadap dolar akan bertahan dikisaran Rp. 13.600/US$, nyatanya keok juga pada beberapa pekan ini. Pagi ini saja sudah beberapa kali berubah dan semakin melemah dengan dibukanya pagi tadi pukul 09.00 wib US$ 1 dibanderol Rp 13.875 dan pada pukul 14.00 wib US$ 1 dibanderol Rp 13.895/US$. Mengambarkan masih lemahnya keuangan indonesia untuk saat ini. 

****

Yaa syukurlah berita untuk minggu ini tidak terlalu menyedihkan untuk indonesia, soalnya ada beberapa berita hiburan seperti cerita Tom & jerry antara KPK dan harun masiku yang masih kejar-kejaran, berita suntikan dana 15 T ke jiwasraya oleh BUMN yang lagi-lagi merugikan negara, harga emas yang terus meroket membuat mahar semakin mahal haha dan berita yang sudah menceritakan elektabilitas bakal calon untuk capres 2024 haha (masih lama bos fokus aja dulu yang sekarang ini). 

Selamat untuk Negaraku kau masih terlalu lucu untuk diajak serius. Kecintaanku terhadapmu tidak usang dihempas waktu. 
Bagaimanapun aku selaku warga negaramu tetap mendukung apapun yang terjadi. 

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


Sabtu, 15 Februari 2020

Sabtu Malam

Aiiihhh lagi-lagi angin malam menyetubuhiku saat ini, hal yang selalu dihindar namun tak terhindar. Terbuka mataku untuk memulai pertualangan malam. Ngantuk ini belum mampu membendung nafsuku untuk terus sadar menikmatin suasana malam. Tidak terlalu banyak permintaan untuk menikmati gelapnya malam, cukup kopi dan buku bacaan yang berlebel bijak untuk terus memotivasi kebuntuan hidup. 

Apa kabar tanah kelahiran long time tidak memberi rasa, kalau boleh diungkapkan setengan rindu yang tak mendasar. Suasana yang kau berikan belum ada yang mampu menggantikannya. Tidak banyak waktu dan tempat yang kau berikan untuk dirasa, tetapi kenangan yang kau suguhkan mampu selalu menghipnotis keinginanku untuk tetap pulang dan menetap disana.



Jarak emang selalu memberi rasa, waktu selalu menghadirkan kegelisahan dan tempat selalu mencipkan kenangan. Tapi kenyataan selalu merusak kenyamanan, tidak semua keingian bisa terkabulkan sesuai Request, tidak ada botol yang bisa mengeluarkan jin ajaib seperti di tv itu. 


Andaikan rasa, keinginan dan kenyataan bisa bersahabat dengan baik mungkin tak banyak manusia yang bisa sadar arti dari sebuah perjuangan. Terus lah kau memberikan kerinduan untuk ku menjadi alasan kembali. Kau sedang tidak benar-benar ku tinggal percayalah hanya pijakan kaki ini saja belum sampai untuk tangan ini melambai untuk kau sambut. 


Rabu, 12 Februari 2020

Konsultasi Sore Ini

Sore ini, diluar kebiasaan terjadi percakapan antara ustad rijal dan perempuan dewasa yang mulai bertanya-tanya tentang ajaran islam. 

Si cewek : ustad, katanya kalau mau masuk islam harus sunat yaa? 

Ust rijal : iya harus.

Si cewek : trus kalau ngk mau sunat gimana? 

Ust rijal : ya tidak boleh, itu harus...

Si cewek : kalau gitu ngk jadi lah akunya mau masuk islam.

Ust rijal : Oh kamu ya, yg mau masuk islam ? Kirain yang lainnya. 

Si cewek : iya. Tapi ngk jadi.

Ust rijal : kenapa ngk jadi kamunya? 

Si cewek : tadi kata ustad harus sunat, kan aku takut.



Sambil menarik nafas dalam-dalam usd rijal menjawab

Ust rijal : bagi wanita non muslim yang ingin bersyahadat tidak perlu berkhitan/sunat. Beda sama laki-laki, walaupun sudah tua wajib berkhitan. Perempuan tidak perlu karna beda sama laki-laki. Khitan bagi perempuan yang kecil/bayi hukumnya wajib hanya menurut mazhab imam syafi’i saja sedangkan Maliki, Hambali dan Hanafi tidak mewajibkan. 

Si cewek : Oh gitu ustad, ya uda kalau gitu aku bersyahadat sekarang dan masuk islam. 

Ust rijal : Alhamdulillah, Semoga kamu terus ditunjukan jalan kebenaran. 


Semoga dengan penjelasan diatas wanita-wanita non muslim tidak takut lagi bersyahadat. 

Orang Sibuk adalah Pemalas

Mungkin ketika membaca judulnya saja sudah bertanya-tanya, kok orang sibuk malah dibilang malas bukannya yang pemalas itu orang yang tidak b...